Selasa, Agustus 26, 2008

Sirop Ramadhan Ayi


Suatu siang, anak-anak Emak sedang tidur siang. Emak sedang menyelesaikan setrikaannya.

Tiba-tiba...

"Kriing…!! Krriiiing….! Kriing…!! Krriiiing….!"

“Assalamu’alaikum…”

“Wa’alaikum salam..”

“Eh…Ayi , kumaha damang?”

“Alhamdulillah ceu, sae.”

“Kumaha si orok?”

“Alhamdulillah, sehat..lagi apa ceu?”

“Ini..lagi nyetrika…kumaha-kumaha, aya naon iyeu teh?”

“Ah…ga ada apa-apa. Iseng aja pengen telpon. Kebetulan si orok lagi bobo. Kerjaan udah pada beres sama si bibi. Ga kerasa ya ceu…udah mau shaum lagi.”

“Iya, alhamdulillah. Mudah-mudahan masih dikasih kesempatan untuk mencicipi Ramadhan tahun ini.”

“Kok ngomongnya begitu?”

“Yaa…kita kan tidak tahu, sampai kapan jatah umur kita…”

“Ceuceu kan masih muda…”

“Yaa…siapa tahu?”

“Ceu…”

“Kenapa yi…?”

“Udah punya apa buat Puasa?”

“Emmm….apa yaa? Udah punya bekal semangat untuk menyambut Ramadhan ..Sabtu kemaren ceuceu jadi moderator di acara menyambut Ramadhan.”

“Mending… Ayi mah belom punya sirop-sirop acan…”

“Ha-ha-ha… bekel itu maksudnya? Yang gituan mah emang belom nyiapin… bukan ga ingin, kemarin agak kekuras sama keperluan nyekolahin anak…”

“Meni sakit hati Ayi mah… Baru rasanya ngadepin Ramadhan gak punya persiapan apa-apa. Biasanya mah udah nyetok sirop, gula merah, kurma…Sekarang? Boro-boro! Bahkan beras sampe akhir bulan ini aja ngepas-ngepas…! Ceu…bisa pinjem duit gak?”

“He-he-he… bukannya ngeledek yi. Eceu juga sama…lagi deg-deg plas…! Cuma, eceu sekarang udah rada tenang, gak deg-deg plas lagi. Alhamdulillah jadi moderator kemaren di acara menyambut ramadhan. Jadi tercerahkan… intinya mah, ramadhan itu yang penting adalah usaha kita untuk menyucikan diri, beribadah sungguh-sungguh, sabar, mengharap ampunan Allah…”

“Aaah….si eceu mah! Masa dipepende yang begituan bisa tenang sih? Yang membuat hidup kita tenang mah, ceu, Cuma kecukupan materi! Pusing Ayi mah…dikasih ku si akang pas-pas an. Cicilan ini itu, tagihan listrik dan telepon, sisanya? Buat beli daleman aja gak cukup!”

“Astaghfirullah… Ayi istighfar..”

“Ayi mah gak semangat pokoknya ramadhan sekarang mah… Kalo ayi masih tinggal sama ambu dan abah mah..kayaknya gak akan gini-gini amat…Cuma sekarang kan ayi udah nikah…gak mungkin minta-minta terus sama ambu dan abah…”

“Jadi gimana atuh…?”

“Ya gitu… Ayi teh butuh pinjeman uang…”

“Aduh Ayi punten pisan…eceu bener-bener lagi kosong…”

“Ya udah lah…susah ya. Punya temen teh gak bisa diandelin… Mau pinjem uang malah diceramahin.. ya jaka sembung naik kuda…gak nyambung da…”

“Terserah Ayi mau marah sama eceu… Eceu Cuma mau pesen, jangan sampe Ramadhan Cuma sibuk sama persiapan persiapan seputar perut dan baju baru… Lebih baik kita menyiapkan diri kita untuk beribadah di bulan Ramadhan… Ayi masih ingat kan? Di bulan Ramadhan itu ada Malam ‘lailatul qadar’, ada ampunan Allah, ada pahala yang berlipat, ada…(emak belum selesai bicara, dipotong)...”

“aah..udahlah! ga ada uang bilang aja ga ada uang…pake belaga nasehatin segala… udah ya! Assalamu’alaikum!”

“Wa’alaikum salam”

Emak termenung… sedih
Sedih karena tidak bisa membantu kesulitan sahabat yang kesusahan…
Sedih karena tidak bisa membukakan mata hati sang sahabat tentang makna hakiki bulan Ramadhan

Terselip doa bagi sang sahabat..

Yaa Allah, berikanlah rizki yang halal dan thoyib untuk keluarga ayi khususnya
Tunjukkanlah jalan terbaik bagi kehidupannya..
bukakan mata hati pikiran dan perasaannya..

Sehingga Ayi menyadari makna hakiki dari bulan ramadhan.
Sehingga Ayi dapat mensyukuri segala nikmat yang telah Engkau berikan padanya.
Jangan Engkau biarkan Ayi hanyut dalam sungai kapitalisme yang begitu derasnya…

Ijinkan hamba mengulurkan segenap tenaga dan pikiran…
Agar ia tak hanyut dan jatuh ke jalan yang tak Kau sukai..

Jumat, Agustus 08, 2008

WALKOT IDAMAN: Dimanakah Engkau Berada?


Piwalkot menjelang Bandung. Kota yang dulu terkenal dengan sebutan kota kembang ini tak lama lagi akan memiliki walikota baru, atau paling tidak memperpanjang SIM (surat ijin memimpin) walikota lama. Maklumlah, dari 3 pasang calon walikota, satu diantaranya adalah Pak Dada Rosada yang kini menjabat walikota Bandung. Jadi, Bandung belum tentu memiliki walikota baru, jika Pak Dada masih "dipercaya".
Kamis, 7 Agustus 2008 kemarin di TVone terjadi debat seru antara ketiga pasang calon. Ya, biasa, berbagi informasi seputar program dan janji-janji yang akan membuat rakyat berkenan memilih mereka. Acara itu tentunya konsumsi para 'intelektual', orang-orang yang mau dengan objektif mendengar apa rencana mereka dan apa upaya mereka menangani masalah-masalah di Bandung yang banyaknya gak tanggung-tanggung.
Ada yang menarik tentang piwalkot kali ini. Di kompleks tempat tinggal emak, ketika pilkada lalu dimenangkan oleh pasangan hade cukup telak, 50% dari keseluruhan pemilih yang datang ke TPS. Tidak ada kampanye yang dilakukan oleh salah satu pasangan cagub saat itu. Namun untuk piwalkot sekarang ini, suasana di kompleks emak cukup hangat, kalau tidak boleh dibilang panas. Bagaimana tidak, Pak walkot datang ke kompleks emak disponsori oleh "masyarakat pecinta DS", untuk membagikan sembako. Penduduk kompleks bisa dibilang gengsi menerima bantuan sembako itu. Walaupun tipe rumah mayoritas tipe 36, tapi tidak terbiasa menerima sesajen sembako. Maka penduduk kampung yang letaknya menempel dengan kompleks emak pun ketiban rezeki. Pulang membawa sejumlah sembako cukup buat paling tidak 3 hari sampai satu mingguan. Pendukung cawalkot yang lain pun gerah. "Lihat, siapa yang main api duluan...." begitu diantaranya komentar salah seorang pendukung fanatik (baca: kader) pengusung cawalkot no 2. Maka mudah ditebak. Selang 2 minggu berikutnya, digelarlah ngobrol malam mingguan dengan cawawalkot di salah satu lapangan kompleks Emak. Sayang emak tidak tahu persis apakah memang acara itu sekadar ngobrol atau juga ada pembagian oleh-oleh bukti kadeudeuh awal dari sang cawawalkot. Kalau ingin bersaing, tentunya oleh-oleh yang dibagikan harus paling tidak sepadan dengan cawalkot sebelumnya, kalau tidak bisa melebihinya. Pak RW bilang, bahwa kompleks rumah emak harus terbuka dengan calon nomor manapun, dan warga RW nya harus dapat "menikmati" jamuan para cawalkot, terlepas dari siapa yang nanti akan terpilih. Tinggal cawalkot no 3 yang belum terdengar nyanyiannya di kompleks emak. Tapi secara pribadi, seorang kerabat menelpon, dengan pesan politis, "pilihlah no.3"...hahaha.. Ternyata semua memang sedang "berpacu dalam melodi".
Doa emak, mudah-mudahan ini bukan sekadar nyanyian politis yang hendak meninabobokan rakyat, atau menghipnotis rakyat, agar terpilih jadi walkot. Mudah-mudahan ada kesadaran di benak setiap cawalkot akan tanggung jawab berat yang kelak akan dipilkulnya ketika nanti terpilih. Semoga tidak ada pikiran korslet yang terselip di benak untuk mengembalikan "modal" kampanye yang tentunya jumlah nya berlipat-lipat kali dari uang yang biasa emak terima dari abah tiap bulannya. Satu hal yang emak harapkan, bahwa mereka akan jadi pemimpin yang memimpin dengan Islam. Walaupun tak satu pun dari mereka menyanyikan Islam di tengah kampanye ataupun leaflet yang disebar. Memimpin dengan Islam mudah diucap sulit dilakukan. Umar bin Khattab yang seringkali menjadi panutan dalam kepemimpinnnya dan dikutip oleh salah satu calon semboyannya semoga bukan sekadar untuk menarik massa Muslim hardliners dan sekadar lip service.
"Emak mau pilih yang mana?" begitu pertanyaan si teteh putri sulung emak.
Emak menjawab, "Sampai hari ini emak masih menelisik calon pemimpin yang kiranya akan menentramkan kita tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat, yang memimpin dengan Islam."
"Sudah selesai mencarinya, mak?" si teteh mendesak.
"Belum, masih mencari.." Emak menerawang
"Bagaimana jika belum dapet aja?" si teteh penasaran
Emak hanya tercenung, merenung, menerawang...apakah pilihan untuk memilih memang akan memperbaiki kota yang sangat dicintainya. Kota Bandung ini ibarat rumah yang hampir roboh bagi emak. Bahkan pondasinya pun perlu diperbaiki...Semoga ada pemimpin kota yang rela memperbaiki pondasi rumah emak ini sampai ke atapnya. Bukan sekadar memperbaiki atap yang bocor, dinding yang retak, jendela yang dimakan rayap dan cat yang mengelupas. Semoga...